Jumat, 31 Agustus 2012

Gomawo Part 1

GOMAWO
Cast       :
-          Lee Hye Sun
-          SHINee member
Genre   :
Friendship, Romance
Length  :
Twoshoot..
 *Annyeongg!!!! Author Nichan kembali dengan ff baru!!! XD kkk.. semoga suka ya.. mianhae kalau ada typo atau kesalahan kata..yah author masih baru untuk menulis fanfic seperti ini.. ok dah, dari pada banyak bacot..mending langsung baca fanficnya nyok!

PART 1

( Author P.O.V )
“kau itu yeoja, setidaknya berdandanlah sedikit…”
“mwo? Ck, kau tahu bukan aku tipe yeoja seperti apa? Issh.. jinca kau sudah seperti eomma dan oppaku saja..” Hye Sun bangkit dari kursinya berjalan menuju dapur.
“ya, kau mau apa?” sahut Key sedikit berteriak.
“mencari makanan! Ige mwoya? Kau hanya menyimpan makananmu di kulkas?? Cih.. pelit sekali kau Kim Kibum!”
“Ya… Jangan panggil namaku seperti itu.. neo jinca..” Key menghampiri Hye Sun yang tengah mengambil beberapa makanan dari kulkasnya.
“dasar yeoja rakus.. pantas saja tidak ada namja yang tertarik padamu.. ckck..” Hye Sun menatap Key tajam sedangkan Key hanya memutarkan bola matanya.
“ah, geurae… kau belum tahu aku dekat dengan namja terpopuler di sekolah kita?” Key menaikan sebelah alisnya.
“nugu?” tanya Key.
“cih… sahabat macam apa kau..” Hye Sun pun membawa makanan yang ia keluarkan dari kulkas tadi ke ruang TV keluarga Kim.
“Hye Sun-ah.. kau dekat dengan Choi Minho?” Hye Sun yang baru saja meneguk air mineral pun akhirnya tersedak mendengar perkataan Key.
“issh!!! Dasar kau!” Key menyerahkan sapu tangan pada Hye Sun.
“Ya! Kalau sudah tahu mengapa bertanya?! Aigoo.. kau membuat moodku tidak baik pabbo!” Hye Sun menjitak kepala Key.
“Ya! Tidak sopan! Issh..”
‘drrrrt…drrrt…’ Key menarik kembali tangannya yang hendak memukul Hye Sun, ia mengambil ponselnya lalu mengangkatnya.
“ne hyung? Ne.. Hye Sun bersamaku, oh geurae… ne..” Hye Sun menatap Key.
“Jinki hyung, ia menyuruhmu pulang…sudah cepat bereskan bukumu!” Hye Sun mengangguk-angguk lalu membereskan buku-buku tulis juga buku pelajarannya.
“oh, aku tidak sempat memakan makananmu.. umm… aku bawa saja ke rumah, gomawo Kim Kibum! Annyeong!” Hye Sun langsung berlari keluar dari rumah keluarga Kim.
“Ya! Isssh.. neo micheo!!” Hye Sun terkekeh mendengar Key menggerutu.

( Hye Sun P.O.V )
“Ne?! Andwae!! Ya… oppa, jebal.. andwae! Ya!! Lepas!” aku berusaha melepas tangan Minri eonni yang berusaha menarikku masuk ke dalam mobil.
“Lee Hye Sun!!” teriak Jinki oppa ketika aku berhasil melepaskan genggaman tangan Minri eonni, aku langsung berlari dari halaman rumah. Andwae… aku tidak mau di dandan seperti yeoja-yeoja lainnya!! Ck.. Lee Jinki.. aku akan laporkan kau pada eomma!
‘brukk!!’
“awww!!” aku memegang pinggangku yang sakit akibat berbentur dengan aspal jalan, isssh… dasar manusia tidak punya mata!
“mianhae! Gwenchana?” aku mendongakkan kepalaku.
“Hye Sun?” aku mengerjap-ngerjapkan mataku, jinca?? Choi Minho? Sedang apa dia disini, aku menoleh ke belakang.
“Ya! Lee Hye Sun! jangan lari!” mataku membulat, dengan cepat aku berdiri dan ketika aku hendak berlari sebuah tangan menahanku.
“Ya… wae gurae? Itu Jinki hyung bukan? Mengapa kau lari?” aku memutar bola mataku, melihat Jinki oppa berlari sangat kencang.
“mian!” aku menghentakkan tanganku sehingga tangan Minho lepas dari lenganku, dengan hitungan detik aku langsung berlari meninggalkannya. Aigoo… eotteokhae?? Ah!! Kibum! Ne.. Key pasti ada di rumahnya! Rumahnya tinggal beberapa meter dari sini, aku mempercepat lariku.
15 menit.. yup.. hampir sampai! Sepertinya Jinki oppa sudah tidak mengejarku.
“ting tong..”
“nugu… aigoo…” aku langsung masuk ke rumah Key lalu mengunci pintu rumahnya.
“Ya.. ige mwoya?” aku mengatur nafasku, tiba-tiba ponsel Key bergetar..
“ne hyung?” mataku membulat, Jinki oppa?! Dengan sigap aku mengambil ponsel Key lalu melihat layar ponselnya yang memang Jinki oppa yang menelpon, tanpa babibu aku langsung menutupnya.
“Ya! Kembalikan ponselku! Issh..” aku menyembunyikan ponselnya di belakang badanku.
“andwae… Key-ah… jebal, jangan beritahu oppa kalau aku di rumahmu.. ne?” Key menaikkan sebelah alisnya. Senyum kecil tersungging di sudut bibirnya, ia melipat kedua tangannya di dada.
“ummm… lalu kau akan memberiku apa?” aku berdecak kesal, beginilah sifatnya.. isssh Kim Kibum menyebalkan.
“isssh.. kau sahabatku bukan?” Key memutar bola matanya, tiba-tiba terdengar suara mobil di depan rumah Key, aku mengintip dari jendela dan…. Omooo!!! Issh… Jinja!!
“Jin…ki hyung??” Key menatapku dengan senyum liciknya.
“Key… jebal.. baiklah, kau boleh meminta 3 permintaan padaku.. asalkan kau tak memberitahu pada oppa kalau aku bersembunyi disini.. jebal.. Key..” aku menatapnya dengan tatapan memelas.
“masuklah ke kamarku..” mataku membulat.
“ne?? Ke..Key.. kau bercanda bukan?” Key menjitak kepalaku, sehingga aku meringis.
“dasar yeoja mesum.. oh, atau kau ingin oppamu tahu kau bersembunyi disini?” aku mengerjap-ngerjapkan mataku.
“gomawo..” aku langsung berlari menuju kamar Key yang berada di lantai 2, woaaa… kamarnya rapih, cat putih dengan lukisan pantai di dinding.. ck.. namja itu memang mencintai keindahan..
“hyung.. Hye Sun tidak ada disini.. percayalah..” samar-samar aku mendengar suara Key juga suara.. langkah kaki menuju.. kemari?! Omoo… eotteokhae?!
‘cklek..’
“entah, bukan berarti aku tak percaya Key.. tapi kau itu sahabat terdekatnya, jadi kemungkinan besar ia berlari padamu..” aku menahan nafasku, sedikit mengintip di balik tirai jendela kamar Key.
“Key… kau tidak menyembunyikannya bukan?”
“ani hyung, untuk apa aku menyembunyikannya dari hyung?” Key… gomawo.. >///<
“isssh, kemana anak itu..” ayolah Key.. suruh oppa menyebalkanku itu pulang!
“hyung, sebenarnya ada masalah apa?”
“keluarga kami diundang ke pesta ulang tahun putra bungsu keluarga Choi, dan acaranya akan dimulai 2 jam dari sekarang.. sedangkan eomma menyuruhku membawa Hye Sun..”
“lalu?”
“kau tahu sendiri bukan? Hye Sun berpenampilan layaknya namja? Maka dari itu, aku juga Minri sepakat untuk membawanya ke salon.. sayangnya ia tak mau, karena tak punya pilihan lain, kami pun menggunakan cara kasar.. yaitu membawanya secara paksa untuk pergi ke salon.. memang anak itu sungguh keras kepala, ia bisa kabur dari kami.. haaah..”
“ne? jadi.. hanya karena itu?” aku melihat Jinki oppa mengangguk lemas, mian oppa.. habisnya kau menyebalkan sekali… kkk.. ^^
“baiklah.. Key, bila kau melihatnya.. hubungi aku ne? annyeong..” aku menghela nafas lega ketika melihat Jinki oppa keluar dari kamar Key, di ikuti Key yang juga ikut mengantar oppa ke depan rumah.
“mianhae oppa..” gumamku, issh… bagaimana ini? Pasti Key marah padaku… aigoo..
“Ya… keluar..” aku sedikit terkejut mendengar suara Key yang bisa dibilang bagaikan geraman harimau yang siap menerkam mangsanya =_= aku menyibakkan tirai jendela kamarnya, terlihat Key terkejut namun ia bisa kembali mengontrol mimik wajahnya itu kembali seperti semula.
“issh.. kau bersembunyi diatas atap rumahku? Lee hye Sun,yeoja tergila yang pernah aku temui..” aku menaiki jendela kamar Key lalu mendarat dengan selamat di lantai kamar seorang Kim Kibum.
“Key.. gomawo!!!” aku berlari kearahnya lalu mengalungkan lenganku dilehernya.
“Hye Sun-ah.. kau tidak menyadari apa yang kau lakukan huh?” mataku membulat, dengan sigap aku melepas pelukanku.
“kkk… kau ini sahabatku, lagipula aku tak menyukaimu Key… jadi tak apa bukan? Hehe” sahutku nyengir(?) kuda kearahnya.
“tetap saja… issh, lupakan.. Hye Sun-ah.. kau lari dari oppamu hanya karena hal sepele itu?” aku tersenyum kearah Key lalu mengangguk.
“ck.. kau benar-benar gila..”
“gwenchana.. kau menyebutku gila seberapa kalipun aku tak akan tersinggung.. ^^ baiklah, boleh aku meminjam ponselmu??”
“setelah kau membuatku jengkel dengan masalah anehmu ini?” aku berdecak.
“ayolah Key, ini benar-benar masalah!”
“masalah bagi yeoja gila sepertimu, lagipula apa salahnya kau menuruti keinginan Jinki hyung huh?” aku melempar tatapanku, beginilah.. seorang Kim Kibum, namja tercerewet yang pernah ada..
“tatap aku..” aku memutar bola mataku lalu menatapnya.
“wae? Apa kau juga akan memaksaku untuk pergi ke salon?” Key tersenyum kecil.
“ani.. kurasa aku pun bisa merubahmu..” aku menaikkan sebelah alisku, Key berjalan mendekat sehingga aku melangkah mundur.
“Ya… apa yang kau lakukan?” Key masih tersenyum, sampai aku berhenti ketika tubuhku sudah berada di jendela kamar Key.
“ayolah.. kau berjanji padaku, bahwa kau akan mengabulkan 3 permintaanku bukan?” aku menelan ludahku, benar… isssh… salahku melakukan perjanjian dengan setan sepertinya… ck..
“ne arra!!” Key berhenti tepat di depanku sehingga aku sedikit mendongakkan kepalaku untuk menatapnya, aigoo… aku tak pernah menyadari ia memiliki bentuk wajah yang indah.. issssh.. apa yang kupikirkan!!
“menjadi sahabatku selama 18 tahun,baru sekarang kau menyadari aku tampan huh?” aku menyunggingkan senyumku.
“ne, aku baru sadar ternyata Kibumku sudah menjadi namja yang sangat tampan..” terlihat dari matanya ia terkejut dengan perkataanku. Cih, memangnya hanya dia yang bisa menggodaku sehingga aku mati kutu huh??
“kkk… kau salah menggodaku Hye Sun-ah..” aku mengerjap-ngerjapkan mataku melihat Key mendekatkan wajahnya lalu ia sedikit memiringkan kepalanya.
“Key-ah..” tanganku menahan badannya, sehingga ia berhenti.
“chakkaman, kau kira aku menggodamu? Ck.. aku bukanlah yeoja yang mudah menggoda seorang namja.. namun mungkin kali ini aku akan membalasmu..” aku bisa melihat Key menarik bibirnya, terlihat ia tengah tersenyum kecil. Aku memperhatikan lekuk wajahnya, aigoo.. apakah ia setampan ini??
“bisakah kau melepaskan tanganmu?” sahutku ketika sadar tangan Key yang berada di samping kepalaku. Sungguh.. suasana seperti ini membuat jantungku berdetak cepat.. isssh..
“kha.. aku akan melepasmu bila kau mau kudandani..” aku membelalakan mataku.
“m..mwo? kau.. mendandani..ku?” Key mensejajarkan kepalanya dengan kepalaku, menatapku lembut.
“ne..” aku berpikir sejenak, mungkin saja bila di dandani Key aku bisa memintanya untuk tidak menambahkan make up terlalu tebal di wajahku..
“arra..” Key tersenyum, entah sejak kapan jantungku selalu berdetak cepat jika melihat senyumnya.. issh!! Sadar Hye Sun! dia itu makhluk halus!
“baiklah, ikut aku..” Key menjauhkan badannya lalu berjalan keluar dari kamar ini, aku merapihkan pakaianku lalu mengikutinya.
“woaaaah… ige..mwoya?” aku tak bisa berkedip ketika aku memasuki sebuah ruangan di samping kamar Key yang memang aku tak pernah memasukinya.
“ruang berdandan keluarga Kim.. baiklah.. pertama, kau harus mengganti pakaianmu itu..” Key menatap kearah pakaian yang kupakai dengan pandangan aneh.
“aku heran mengapa kau selalu memakai pakaian seperti namja..ck.. ige.. coba yang ini..” aku menatapnya sedikit terkejut, yang benar saja! Ia menyuruhku memakai sebuah gaun biru selutut dengan lengan yang bolong??
“Key-ah.. ige..”
“coba saja…” aku memajukan bibirku lalu masuk kedalam kamar ganti, isssh…

( Kim Kibum P.O.V )
Aku melipat kedua tanganku didada, menunggu Hye Sun keluar dari kamar pas.
“Key-ah… apa tidak ada pakaian lain?” sahutnya dari dalam, issh dasar yeoja itu..
“Ya.. keluarlah, aku akan menilainya..” tirai terbuka memperlihatkan seorang yeoja yang sudah 18 tahun menjadi sahabat terdekatku terlihat pas di tubuhnya. Aku tersenyum melihat semburat merah di pipi putihnya, mengapa kau tak pernah memperlhatkan sisi manismu Hye Sun-ah?
“Key-ah.. ini.. terlalu terbuka..” aku tertawa kecil, ya… memang sedikit terbuka di daerah bahunya.
“baiklah, persediaan masih banyak.. jika kau sanggup mencobanya satu persatu.. fine, aku akan menilainya dengan sabar ^^” Hye Sun mengerucutkan bibirnya, ck… bila ia bersikap manis sedikit saja mungkin aku sudah memanjakannya layaknya adikku.
“coba ini..” ia mengambil gaun putih putih di tanganku, lalu kembali mengganti gaunnya.
‘srekk..’ aku menoleh, dan… wow… sepertinya gaun ini memang sangat pas di tubuhnya, gaun selutut dengan lengan panjang. Dengan bahan transparan hanya sampai batas di atas dadanya, sedangkan lengannya terlihat transparan menunjukkan kulit putihnya, kerah yang dihiasi bunga mawar putih tepat di bawah lehernya membuat gaun itu sempurna melekat di tubuh mungilnya.
“Key-ah.. otte? Aku sudah malas..” aku tersenyum.
“aku rasa ini bagus.. ^^” Hye Sun hanya diam, lalu aku menarik tangannya keluar.
“mwo?? Kau juga memiliki ruangan untuk merias??” aku mengangguk.
“duduklah..” Hye Sun duduk di salah satu kursi, aku mendorong kursi itu sehingga tepat berada di depan cermin rias keluarga Kim.. ^^
“Ya… kau mau apa??” protes Hye Sun ketika aku hendak membuka ikatan rambutnya. Ya, ia selalu mengikat rambutnya yang panjang itu.
“melepaskan ikatan rambutmu yang menganggu.” Aku menyisir pelan rambutnya yang sangat halus, ck… ternyata ia juga mempunyai hati untuk memelihara rambutnya.. rambutnya yang bergelombang memudahkanku untuk menentukan gaya rambutnya.
“Key-ah… aku tak tahu kau bisa mendandani orang..” aku tersenyum, dengan tanganku yang masih sibuk menata rambutnya. Setelah selesai dengan urusan rambut, aku pun membawa beberapa make up dari meja rias milik noonaku.
“err… aku harap kau tidak akan mencampurkan make up itu di wajahku..” aku tertawa mendengar perkataannya, aigooo..
“tenanglah, aku hanya akan memakai bedak, lipstick juga eyeshadow..”
“andwae! Key.. lebih baik lip ice saja… ne??”
“haaaah… ne…ne.. kemari..” aku menarik kursinya sehingga menghadap kearahku, kulit wajahnya sangat halus.. hmm… lebih baik aku memakai powder yang tidak memberi efek pada kulit wajah saja..
Sekitar 10 menit, aku pun selesai meriasnya..
“ya.. nuguseyo?” aku tertawa ketika Hye Sun bertanya pada bayangannya sendiri di cermin.
“woaaaa… neomu yeppeo!!”
“ck… kau ini, cepatlah… kau tidak mau oppa juga eommamu kecewa karena kau tak ikut ke pesta itu bukan?”
“ah!! Ne.. Key-ah.. kau mau kan menemaniku kesana?” aku sedikit terkejut.
“ne? isssh… mana mungkin..”
“ayolah.. kau bisa mendandani dirimu sendiri bukan?? Jebal..” ck.. aku pun pergi mengambil tuxedoku yang berwarna putih lalu memakainya, tidak lupa aku menata kembali rambutku dan menyemprotkan sedikit perfume di sekitar tuxedoku. Tidak sampai 10 menit, aku keluar dari kamarku.
“kajja… aku takut oppamu marah karena telah di bohongi olehku..” Hye Sun menatapku tanpa berkedip.
“ck.. simpan rasa terpesonamu itu.. aku yakin yeoja-yeoja di pesta nanti akan merasa iri kau bisa berjalan berdampingan denganku..^^”
“cih… kau terlalu besar kepala Kim Kibum..”
“Ya.. kau lupa ini..” aku menyemprotkan perfume di sekitar gaunnya.
“issssh… ige mwoya?? Sungguh, baunya tidak enak!” mwo??? Aku menyemprotkan perfume termahal di Korea yang memang banyak di cari para yeoja, dan dia mengatakan perfume ini berbau tidak enak?? Ck… yeoja gila..
“isssh… sudahlah pakai ini..”
“Key… aku tak mau mempermalukan diriku sendiri di pesta itu..”
“mwo?”
“aku… tak bisa memakai high heels..” aku tertawa mendengar jawabannya.
“ya… kau menyebalkan sekali…”
“sudahlah, kau bisa menggandengku agar kau tidak terjatuh..”
“terserahmu…” aku menggeleng-gelengkan kepalaku.
“masuk…”  Hye Sun membuka pintu mobil belakangku.
“Ya… isssh, memangnya aku supirmu huh?? Kau duduk di depan denganku..” ia terlihat sedikit terkejut, namun detik kemudian ia membuka pintu mobil depan, aku tersenyum kecil melihat tingkahnya.
“di mana pesta itu diadakan?? Kediaman keluarga Choi??” tanyaku.
“ne… kau tahu bukan?”
“siapa yang tidak tahu kediaman keluarga kaya raya seperti mereka?” aku menancap gas, mengemudi dengan kecepatan sedang. Tidak ada percakapan selama di jalan, sampai 15 menit aku memarkir mobilku beberapa meter dari pintu gerbang rumah kediaman keluarga Lee.
“Ya.. mengapa kau parker disini??”
“aku tidak ingin memamerkan mobilku disana..”
“ck..bilang saja kau tidak suka bila harus parker di tempat umum..”
“kau tahu jawabannya..^^” aku terkekeh, lalu berjalan kearahnya.
“mwo?” tanpa aba-aba aku menarik lengannya pelan.
“kau tidak ingin jatuh bukan?” Hye Sun sedikit memalingkan wajahnya, ia pun menggandeng lenganku, kami pun berjalan perlahan, sebenarnya ia yang berjalan seperti kura-kura..aku hanya menyamai langkahnya saja =_=
“Hye Sun??” aku tersenyum kearah Jinki hyung.
“Key.. kau menemukannya dimana?”
“dia ada di.. akh!”
“oppa, berterima kasihlah padanya.. karena tadi secara tidak sengaja aku bertemu dengannya di café layananku..” aku menoleh kearah Hye Sun yang masih memasang wajah datarnya.
“oh jinca? Gomawo Key.. ayo masuk, anak bungsu keluarga Choi sudah bergabung.” Kami pun masuk ke dalam rumah yang terlihat bagaikan istana itu.

( Hye Sun P.O.V )
“Key… kakiku sakit..” bisikku, Key duduk di sampingku. Kali ini adalah acara memberikan kado ulang tahun, untung saja oppa ingat, sehingga ia sudah menyiapkan kado dariku.
“sebentar,atau kau duduk saja.. biar aku yang memberi kadonya.”
“Hye Sun-ah… kemari!” aku melihat Jinki oppa dan Minri eonni sedang mengobrol dengan keluarga Choi memanggilku.
“eotteokhae…” gumamku.
“sudahlah, kau duduk saja..” ketika Key hendak beranjak pergi, aku menahan lengannya.
“andwae… aku ikut..” aku menggandeng lengan Key, berusaha menahan sakit di sekitar kakiku.
“oh.. Hye Sun ne? aigoo.. neomu yeppeo..” aku tersenyum juga Key, kami sedikit membungkukkan badan kami kearah Nyonya Choi.
“Minho, kalian sudah saling kenal bukan?” aku menatap Minho yang tersenyum kearahku.
“ne eomma.. kami satu sekolah..”
“oh jinca?? Baguslah… setidaknya itu memudahkan kami.. ^^ aah.. Jinki, eomma dan appamu belum pulang?” aku sedikit bingung dengan perkataan eomma Minho tadi, namun aku tak mempermasalahkannya.
“oh ne, eomma dan appa akan pulang besok..^^” jawab Jinki oppa, aku menoleh kearah Key yang juga tengah menatapku.
“kau bisa membawaku keluar?” bisikku.
“ck.. wae? Kakimu masih sakit?” tanya Key, aku mengangguk kecil.
“Hye Sun-ah.. bisa kita bicara sebentar?” aku menoleh kearah Minho, isssh.. eotteokhae??
“oh Minho.. katakan padanya soal kemarin ne?” sahut Nyonya Choi, apa yang ia maksud?? Kulihat Minho mengangguk dengan senyuman di bibirnya.
“kajja Hye Sun-ah..” Minho menarik halus lenganku, aku menoleh kearah Key yang hanya diam menatapku.
“Hye Sun-ah..”
“ne?” aku menatap Minho yang saat ini berdiri tepat dihadapanku. Miho menarikku ke taman belakang rumah keluarga Choi.
“orang tuamu.. err.. belum mengatakannya?” aku mengerutkan dahiku.
“mengatakan apa?” tanyaku, terlihat raut wajahnya sedikit.. tegang? Wae??
“soal… perjodohan…kita?” 1 detik…2 detik.. mataku terbelalak kaget.. mwo?? Perjodohan?
“a..ani..aku tak mengerti..” Minho menghela nafas panjang, lalu ia pun menceritakan semuanya. Aku terdiam berusaha mencerna semua yang Minho katakan.
“oh.. jinca? Mengapa eomma maupun Jinki oppa tidak memberitahuku?” aku tersenyum miris.
“geu..geunde..aku sudah lama menyukaimu..bagaimana denganmu?” aku mengerjap-ngerjapkan mataku, naega?? Apa aku juga menyukainya? Aaah.. eotteokhae??
“entahlah.. aku rasa ini semua terlalu terburu-buru..”
“ani! Ah.. maksudku, kau hanya membutuhkan waktu.. err.. soal perasaan..aku..akan berusaha membuatmu menyukaiku..” ne?! apa aku tidak salah dengar? Choi Minho? Berkata seperti itu dihadapanku? Sungguh hal yang sangat langka!
“jinca? Kkk.. kau lucu Minho.. apa mungkin aku akan menyukaimu?” entah keberanian mendapat darimana aku bertanya hal konyol seperti itu padanya.
“akan aku pastikan.” Aku terkesiap, Minho menatap seakan meyakinkanku bahwa ia bisa membuatku menyukainya. Aaah.. Jinki oppa! Mengapa manusia menyebalkan itu tidak memberitahuku soal ini?!
“baiklah.. apa..perjodohan ini bisa dibatalkan?” tanyaku hati-hati.
“kau berniat membatalkannya?” raut wajah Minho terlihat sedih..aigoo…
“ah..ani.. maksudku..”
“entahlah.. eomma dan appa kita sudah menyiapkan hari pertunangannya.”
“ne?!” mwo?! Isssh… jinca!!!
“aku bisa merujuk eomma dan appa untuk membatalkannya bila memang tidak ada celah untukku dihatimu.” Kata-kata Minho seakan menusuk kedalam hatiku (*preettt). Entahlah, pandangannya berubah seketika. Lee Hye Sun! berpikirlah!
“ah ani! Minho.. err.. mungkin, ah..maksudku..soal pertunangan itu biarkan saja.. kau sungguh-sungguh akan membuatku menyukaimu?” Minho menatapku dengan wajah sumringah.
“geurae.. aku akan mencobanya, yeoja mana yang bisa bertahan bila dekat denganku? ^^” aku tertawa kecil.
“percaya diri sekali kau..kkk..”
“aku tidak bercanda..”
“ne..ne arraseo.. kajja, aku ingin cepat pulang..”
“ne?” aku menatapnya balik yang terlihat terkejut mendengar ucapanku.
“wae?”
“kau tak memberiku hadiah?”
“aku sudah memberikannya pada eommamu..”
“bukan.. maksudku.. hadiah special untuk..tunanganmu..” aku menahan tawaku melihat wajahnya, aigoo.. kyeoptaa.. >///< aku mendekat kearahnya, sedikit berjinjit karena tinggi badannya yang berbeda sangat jauh dariku.
*CHU
Entah setan mana yang membuatku berani melakukan hal terkonyol yang tidak pernah kulakukan sekalipun. Aku menarik tubuhku kembali, terlihat jelas wajah Minho yang menatap kearahku dengan tatapan tidak percaya.
“mi..mianhae..” aku membungkukkan badanku lalu menunduk.
“kkk… aku senang.. setidaknya itu adalah penyemangat untukku..” aku mengangkat kepalaku.
“ne?”
“umm… penyemangat agar aku tidak pernah putus asa membuatmu menyukaiku..^^” aku tersenyum, entahlah..apa yang akan terjadi setelah ini..
“kau mau pulang ne? kajja.. masuk dulu, Jinki hyung pasti khawatir padamu..” aku mengangguk, Minho menggandeng tangan kiriku. Aku menatapnya yang tengah mengulum senyumnya itu.
‘DEG
“kajja..” kami pun berjalan kembali masuk ke dalam rumah keluarga Choi.
“aigoo… lihatlah pasangan muda itu.. sungguh cocok ne?” aku sedikit menundukkan kepalaku, isssh.. malu sekali.. banyak yang menatap kearah kami saat ini.
“wae? Mereka saja mengatakan kita itu cocok Hye Sun-ah..” aku menyenggol lengan Minho kecil, namun ia malah pura-pura meringis kesakitan..ckk..
“Hye Sun-ah!” aku tahu pasti itu suara Jinki oppa, si makhluk menyebalkan itu.. sssshh.. jinca..
“omoo… kalian sudah membicarakannya baik-baik?” tanya eomma Minho, Minho tersenyum.
“ia menyetujuinya eomma..”
“oh jinca?!” teriak Jinki oppa, isssh.. memalukan!! Aku mengedarkan pandanganku, Key.. kemana dia?
“oppa.. kemana Key?” bisikku pada Jinki oppa.
“oh dia ke belakang sebentar..”
“nugu?” tanya eomma Minho, aissh…
“dia menanyakan Key ^^” jawab Jinki oppa seenak jidatnya.
“Key? Hye Sun-ah.. dia.. namjachingumu?” tanya eomma Minho membuatku terkejut, aku menoleh melihat reaksi Minho yang terlihat takut.
“ani eomma.. dia adalah sahabat Hye Sun sejak kecil.. mereka sangat akrab..” jawab Jinki oppa.
“oh geurae.. tapi saat ini kau sudah memiliki calon tunangan.. kau tahu maksud eomma bukan?” aku mengangguk kecil.. hhh… aku ingin pulang…
“hyung.. wae gurae?” Key muncul tiba-tiba diantara kami.
“oh Key.. ani..^^”
“oppa.. aku akan pulang duluan ne?” tanyaku pada Jinki oppa.
“oh kau akan pulang? Cepat sekali? Kalau begitu biar Minho mengantarmu pulang.. Minho..” Minho menatap kearahku yang juga menatapnya.
“eomma..”
“isssh… cepatlah..” Aku menoleh kearah Key yang melemparkan tatapannya kearah lain.
“Key.. kau bisa ikut dengan kami..” sahut Minho membuatku terkejut.
“ah ani.. aku membawa mobil sendiri..” elak Key, kenapa ia menolak untuk menatapku?!
“oh, baiklah.. kajja Hye Sun-ah..” aku mengangguk lalu berpamitan terlebih dahulu kearah eomma Minho juga yang lainnya.
Ada apa dengan Key? Ck.. awas saja anak itu bila aku sudah sampai rumah aku akan meminta penjelasannya mengapa ia menolakku untuk menatapku tadi..isssh..
“Key… kalian sangat dekat?” pertanyaan Minho membuyarkan lamunanku.
“oh… ne, dia sangat baik.. dan kau tahu? Yang mendandaniku seperti ini adalah Key..” Minho terlihat sedikit terkejut, tatapan matanya terlihat melemah. Aigo..! apa aku melukai perasaannya? Issh.. Hye Sun pabo.
“ah.. tapi tidak ada apa-apa diantara kami.. ^^ kau jangan khawatir, mana mungkin aku yang sudah bertunangan menyukai namja yang bukan tunanganku..” sedetik kemudian.. aku menutup mulutku sendiri.. aaah!! Apa yang tadi kukatakan?! Aku menoleh pelan kearah Minho yang tersenyum kecil seraya memandang kearah luar.
“wae?” tanyaku pelan..sangat pelan..
“ani.. kau.. sudah menganggapku tunanganmu padahal aku masih calon tunanganmu.. naega.. neomu neomu joaheyo..^^” lagi.. detakan jantungku semakin cepat.
“ck.. maka dari itu yakinkan aku bahwa kau memang namja yang tepat untukku..” aku mengalihkan pandanganku keluar jendela.. Mwo?! Jadi sedari tadi kami hanya mengobrol di dalam mobil?!
“Ya… Choi Minho.. sampai kapan kita akan diam disini?” tanyaku, ia mengerutkan dahinya.
“kau tak menjalankan mobilmu..” sahutku, terlihat ia sedikit terkejut lalu terkekeh.
“kkk.. mianhae..^^ bersamamu membuatku lupa segalanya..kajja.. kita pulang..” Minho pun mulai menjalankan mobilnya, banyak sekali topic pembicaraan yang muncul antara kami selama di perjalanan..Minho.. orang yang sangat mengasyikkan untuk diajak mengobrol.. ^^
“gomawo Minho.. ^^ kau mau masuk dulu?” tanyaku, ia terlihat sedikit berpikir.
“bolehkah?”
“tentu.. kau kan tunanganku mana mungkin aku me…” aku menutup mulutku dengan tanganku sendiri, sedangkan Minho tengah tersenyum-senyum sendiri =_=
“lupakan.. kajja masuk..” aku pun masuk duluan, entah setiap di dekat Minho pasti aku akan terkena serangan jantung.. ck! Padahal kami baru sangat dekat tadi di acara ulang tahunnya, di sekolah pun hanya saling bertegur sapa. Huuuft..
“oh Hye Sun kau sudah pulang?!” aku terkejut, eomma juga appa tengah duduk di ruang tamu?! Kapan mereka pulang?!
“annyeong eomonim..abeonim..” Minho membungkukkan badannya 90 derajat! Untung tidak seperti halnya yang dilakukan Kim Heechul salah satu idolaku di sitcom Taehee Hyegyo Jihyun.. =_= (*plakk #abaikan ^^)
“oh Minho.. ^^ sungguh, kalian sudah seperti sepasang suami istri saja.. kkk.. omooo.. sayangku kemari nak..” aku berjalan mendekati eomma lalu memeluknya, appa pun ikut bergabung.
“Minho.. menginaplah disini malam ini ne? jadi kau bisa menceramahi calon istrimu ini..^^” sahut appa, Minho hanya tersenyum kecil, aaah.. mukaku memanas saat ini!
“aigoo.. lihat muka manismu Hye Sun-ah… ckck… jinca..kalian sudah saling mengenal satu sama lain bukan?” aku menundukkan kepalaku, isssh… memalukan!
“ne.. kebetulan kami satu angkatan di kampus eomonim..^^”
“oh jinca.. baguslah, setidaknya kau jadi bisa menjaganya ne Minho?” Minho mengangguk.
“ah pertunangan akan dilaksanakan 2 minggu mendatang.. ^^ ck.. eomma sudah sangat ingin melihat acara pernikahan kalian..”
“eomma.. kami masih beberapa bulan lagi kuliah..” sahutku.
“aah.. itu tidak penting.. ^^ lagi pula belum ditentukan kapan kami akan menggelar pernikahan kalian… ^^”
“baiklah.. Hye Sun-ah, antar Minho ke kamar di sebelah kamarmu..”
“ne? kamar Jinki oppa?”
“ne sayangku..”
“apa oppa tidak akan marah?”
“oh tentu tidak sayang.. oppamu akan mengerti.. ^^”
“yeobo.. mengapa tidak dikamar Hye Sun saja?” aku terbelalak mendengar perkataan appa yang saat itu tengah membaca koran, ck..malam-malam begini appa membaca koran?? O_o
“oh betul.. ummm.. tidak apa bukan Hye Sun sayang? Lagipula Minho namja yang sangat baik.. dia tidak akan melakukan apa-apa, ne Minho?” Minho tersenyum, aigoo.. eotteokhae?!
“ah…eomonim,abeonim.. lebih baik aku menumpang di kamar Jinki hyung saja..” aku menoleh lalu tersenyum kearah Minho.
“oh tidak apakah?”
“ne..”
“baiklah.. cepat ganti pakaian kalian..pasti sangat lelah..^^”
“ne..” jawab kami berdua, aku dan Minho pun berjalan menuju lantai 2.
“mianhae..” aku menoleh kearah Minho.
“karena telah merepotkanmu dan keluargamu…” aku tersenyum, aigoo.. setiap bersama namja ini pasti aku tak akan berhenti berhenti.
“aigoo.. tenang saja, aku ini tunangan.. err.. maksudku, calon tunanganmu.. jadi kau tak usah merasa direpotkan ^^” Minho tersenyum mendengar perkataanku, tentu saja!! Aku selalu tak sadar menyebutnya tunanganku! Padahal tunangan pun belum..
2 weeks later….
Entah.. sudah 2 minggu Key tak pernah terlihat batang hidungnya… sungguh.. aku merindukannya..
“Hye Sun sayang.. neomu yeppeo… ^^” aku tersenyum manis, benar apa akta eomma.. aku.. berubah menjadi sangat cantik di hari pertunanganku.. ck.. aku saja terpesona dengan kecantikanku sendiri..=_=
“ayo apa yang kau tunggu lagi.. acara akan dimulai sayang..” aku terdiam.. ya.. hari ini, hari pertunanganku.. tapi.. dimana Key?
“ah ne eomma… kajja..” aku pun keluar dari kamarku, menuruni tangga… sudah banyak orang memenuhi ruangan depan di rumahku ini, yah.. memang kami hanya mengundang keluarga besar dari pihak Minho dan aku, juga rekan-rekan bisnis orang tua kami..
Aku melihat Minho, sungguh.. jantungku berdetak cepat saat namja itu juga menatapku lalu tersenyum..ia.. sungguh tampan.. memakai tuxedo yang berwarna senada dengan gaunku. Entahlah ini acara pertunangan atau pernikahan.. sungguh sangat mewah.. ckck..
Acara pun dimulai, ya.. di setiap pertunangan hampir sama dengan pernikahan..setiap pasangan saling memakaikan cincin tanda saling terikat. Hhhh… apa aku tengah bermimpi sekarang? Aku sudah terikat dengannya.. Choi Minho.. namja yang sangat populer di kampusku..
Untung saja acaranya cepat selesai, kami menerima banyak bingkisan dari semua tamu undangan. Wajah-wajah bahagia, terharu.. terlihat jelas pada raut muka keluargaku juga keluarga Minho.
“aku bingung.. apakah ini betul-betul pertunangan atau malah ini adalah pernikahan kita?” Minho terkekeh mendengar perkataanku sehingga aku sediki menyenggol lengannya.
“aigoo… lihat mereka.. sungguh cocok.. ckck…”
“ne… pasangan yang terlihat sangat dekat satu sama lain..”
“aku rasa mereka akan bahagia kelak..”
“aku menunggu acara pernikahan mereka.. sepertinya akan sangat menggembirakan bagi mereka..”
Aku menunduk malu mendengar percakapan para ibu-ibu yang berada tidak jauh di depanku juga Minho berdiri.

TBC..
Tunggu buat next partnyaaa.. ^^

0 komentar:

Posting Komentar