Jumat, 31 Agustus 2012

Star Part 1

STAR
Main Cast           :
-          Lee Taemin
-          Kim Hyerim
-          Kim Hyerin
Other Cast          :
You will find it ^^
Genre                    :
Romance(?), think of it ok! ^^
Length                  :
Sequel ^^
PART 1
( Author P.O.V )
“Tuan muda..” Namja yang dipanggil itu menoleh.
“Nona Kim sudah menunggu anda..”
“suruh dia pergi..”
“Tapi tuan..” Namja itu beranjak dari tempatnya.
“Taemin..” seorang yeoja berparas cantik menghetikan langkahnya.
“kau ada waktu hari ini?” Namja yang bernama Taemin itu melanjutkan langkahnya kembali, sedangkan yeoja tadi mengikuti Taemin dari belakang.
“berhenti mengikutiku.” Sahut Taemin dingin membuat langkah yeoja itu terhenti.
“Kau sungguh tidak sopan pada calon istrimu sendiri Tuan muda Lee Taemin.” Seorang wanita paruh baya mendekat kearah mereka.
“eommonim..” gumam yeoja itu.
“aku akan kembali, tidak usah menyuruh pengawalmu mengikutiku.” Taemin meninggalkan tempat tersebut menaiki motor besarnya.
“Maafkan kelakuan dia Hyerim, kajja kita masuk.”
“ne..”

( Hyerin P.O.V )
“Hyerin-ah…” aku menoleh lalu tersenyum kearah eomma.
“ne eomma?”
“mianhae..” aku mengerutkan dahiku mendekat kearah eomma yang tengah duduk disofa.
“eomma.. seharusnya aku yang minta maaf pada eomma..selama ini aku sudah merepotkan eomma..” Ya, aku bukanlah anak kandung eomma yang sangat aku sayangi ini.
“kau sungguh anak yang baik..semoga orang tuamu akan menyadari perbuatan mereka dan kembali mengambilmu..” aku terdiam.
“andwae.. aku akan tinggal disini bersama eomma..” aku memeluk eomma yang sudah merawatku selama 13 tahun ini. Ya, aku ditelantarkan oleh orang tuaku pada saat aku berumur 5 tahun. Saat ini usiaku sudah berumur 18 tahun.
“jinca? Kkk..eomma menyayangimu Hyerin..”
“nado..” aku memperat pelukanku.
“aah.. eomma lupa bahan makanan kita sudah hampir habis. Eomma ke supermarket sebentar ne..”
“ah ani! Aku saja, eomma istirahat di rumah ne?” aku beranjak dari dudukku lalu mengecup pipi eomma.
“annyeong eomma..”
“hati-hati ne..”
“ne..”
‘Blaaamm’
Aku mengeratkan jaketku, fiuuuh…musim dingin kali ini benar-benar menyiksa..
“ummm… kira-kira malam ini eomma ingin makan apa ya?” aku memilih antara sayuran dan daging.
“karena musim dingin akan menyerap vitamin dalam tubuh lebih baik aku memilih sayuran.” Aku berbalik hendak membayar ke kasir.
‘Bruuk!’
“aah.. mianhae nona…” aku mengambil sayuranku yang jatuh tanpa mengubris perkataan orang tadi.
“chakkaman…” aku berbalik melihat seorang ahjumma berpakaian mewah..woaah.. sepertinya ia orang kaya yang tengah berbelanja di supermarket ini..
“Hyerim? Kim Hyerim?” aku mengerutkan dahiku, marga asliku memang Kim..
“ah mianhae, sepertinya kau salah orang nyonya. Choneun Kim Hyerin imnida..” aku tersenyum manis kearah ahjumma tadi.
“ani… kau Hyerimkan?” aku kesal karena ahjumma itu tidak mempercayai perkataanku.
“mianhae ahjumma, nama saya Hyerin bukan Hyerim. Permisi..” aku berjalan duluan menuju kasir meninggalkan ahjumma tadi.
“aku tidak pernah salah.. dia Hyerim bukan?” aku masih bisa mendengar perkataannya, fuuuh.. dengan cepat aku membayar uangnya lalu keluar dari supermarket tadi.
“kau tidak perlu bertindak seperti itu Taemin..”
“ya hyung.. kau pasti akan berpikir sepertiku bila kau berada diposisiku..” aku menghentikan langkahku, mataku bertemu dengan 2 sosok namja yang tengah duduk di kursi bundar depan supermarket.
“Taemin-ah.. bukankah itu Hyerim?” aku menaikkan sebelah alisku, lalu mengendikan bahuku dan kembali berjalan menghiraukan 2 namja tadi.
“Hyerim! Chakkaman!” aku menoleh ketika seseorang menangkap lenganku.
“ne?” sesosok namja tinggi kini berdiri disampingku.
“hyung…” namja yang satunya pun kini sudah berdiri di samping namja tinggi itu.
“Taemin-ah.. kau lihat? Dia sampai mengikutimu.. umm.. Hyerim-ah.. kau mengikuti Taemin sampai kemari?” aku memutar bola mataku.
“ne? oh.. mianhae, choneun Kim Hyerin imnida.. sepertinya kalian salah orang.” Aku membalikan badanku, namun lagi dan lagi namja tinggi itu menahan langkahku.
“tapi Hyerim-ah..”
“Ya! Kalian tidak dengar?! Aku Kim Hyerin! Bukan Hyerim yang kalian maksud!” Yup.. mereka terdiam..aku memang yeoja yang galak menurut teman-temanku, namun aku sangat baik pada eomma.. kekekeke..
“isssh… kalian menyita waktuku!” aku berlari meninggalkan 2 namja tadi yang masih terkejut karena kuteriaki.


( Taemin P.O.V )
“Ya! Kalian tidak dengar?! Aku Kim Hyerin! Bukan Hyerim yang kalian maksud!” aku dan Minho hyung mengatupkan mulut kami. Jinca? Yeoja ini baru saja menyentak kami?
“isssh… kalian menyita waktuku!” yeoja itu berlari meninggalkan kami yang masih bingung.
“Taemin.. bukankah itu Hyerim?” aku mengendikkan bahuku, bila dia Hyerim..Hyerim pasti selalu bersikap manis di depanku, tidak seperti yeoja itu yang malah menyentakku juga Minho hyung.
“ani.. aku rasa bukan, Hyerim tidak pernah menyentakku.. oh hyung, disini banyak yang memiliki wajah serupa.. ck..”
“tapi kau tidak liat setiap lekuk wajah maupun cara jalan mereka sama?” aku mengerutkan dahiku, ya.. memang benar..
“umm… mungkin kebetulan..kajja..” aku dan Minho hyung pun kembali menunggu Choi ahjumma keluar dari supermarket.
“aigoo.. mianhae menunggu lama..ck.. Minho, tolong masukan belanjaan eomma..” sahut Choi ahjumma, eommanya Minho hyung.
“ne eomma..” aku ikut membantu Minho hyung.
“oh.. kalian tidak melihat yeoja yang keluar dari supermarket ini yang berwajah persis seperti Hyerim?” aku juga Minho hyung saling pandang satu sama lain.
“ne, eomma.. kami bertemu dengan yeoja itu.. malahan kami kena marah karena salah orang.. haha..” jawab Minho hyung.
“oh geurae? Eomma kira dia Hyerim.. dia juga sempat terlihat kesal ketika eomma menyebutnya Hyerim.. marga mereka sama..” aku mengerutkan dahiku, ne.. marga mereka sama.. aissh.. banyak di Korea yang memiliki marga sampai namanya pun sama.
“banyak yang memiliki wajah sama di seluruh penjuru Korea ahjumma..” sahutku.
“oh ne.. betul kau Taemin..” kami pun pulang ke rumah kediaman keluarga Choi.

( Hyerin P.O.V )
“Hyerin-ah… pulang sekolah ini kau harus kerumahku ne?” aku menoleh kearah Kyungmi.
“untuk apa?” tanyaku datar.
“kau sudah janji bukan akan menemaniku membungkuskan hadiah ulang tahun untuk teman oppaku?” tanyanya, aku mengendikkan bahuku.
“isssh.. Kim Hyerin… jebal.. ne???”
“kau bisa menyuruh beribu pelayanmu untuk membantumu bukan?” tanyaku sedikit menyindirnya, ya.. Park Kyungmi adalah anak keluarga Park, pemilik perusahaan terbesar keempat di Korea.
“aku ingin kau yang membantuku.. ummm… Hyerin-ah, aku punya ide..” aku masih tetap fokus mengerjakan soal-soal matematikaku.
‘Breeet!’ aku sedikit terkejut, kulayangkan tatapan mautku kearah Kyungmi.
“jangan main-main denganku Park Kyungmi..”
“aku akan mengembalikan buku matematikamu bila kau mau membantuku ^^” aku berdecak kesal.
“arrasseo, kembalikan bukuku sekarang..”
“andwae, setelah kau membantuku..aku akan mengembalikannya.” Aku memutarkan bola mataku menahan emosiku terhadap teman terdekatku ini.
“terserahmu..” ia tersenyum manis kearahku.
“Hyerin-ah.. kau ada waktu pulang sekolah nanti?” aku menoleh kearah Kyung Soo.
“ani! Dia sudah punya janji denganku.” Kyungmi mendekat kearahku.
“mianhae.” Sahutku lalu tersenyum kearah Kyung Soo, ketua kelas kami.
“oh arraseo, pasti memenuhi kemauan nona satu ini..” ejek Kyung Soo mendelik kearah Kyungmi yang mehrong kearahnya.
“isssh… Do Kyung Soo.. pabo namja!”
“mwo? Oh nona Park kau seperti anak kecil, mengapa kau tidak homeschooling saja?”
“wae?”
“bila kau disini, sungguh menyusahkan Hyerin.. sudahlah, gomawo Hyerin-ah, kalau tidak bisa sekarang kapan-kapan pun tak apa.” Sahut Kyung Soo tersenyum kearahku.
“andwae… mulai dari besok dan seterusnya Hyerin akan bersamaku.” Aku melepaskan tangan Kyungmi.
“lihat? Hyerin saja tidak mau denganmu..” ejek Kyung Soo, aku menggelengkan kepalaku.
“isssh… Hyerin-ah, kau marah padaku? Mianhae.. kau jadi membantuku kan?”
“ne..diamlah..”
Pulang sekolah, sesuai janji aku pun di seret Kyungmi menaiki mobil mewahnya, ya.. dia adalah seorang ‘nona’ di keluarganya..tidak salah bila setiap harinya ia diantar jemput dengan mobil mewah.
“Park Kyungmi, aku akan ke rumahmu jalan kaki.” Aku berbalik melangkahkan kakiku menuju rumah kediaman keluarga Park, aku hapal jalannya karena memang rumahnya tidak jauh dari sini. Ck..untuk apa dia diantar jemput bila jaraknya pun tidak begitu jauh menurutku.
“ne? jalan kaki? Oh Hyerin.. kau tidak bercanda?” aku berbalik menatapnya tajam.
“tentu tidak, atau kau tidak butuh bantuanku?”
“atau kau tidak membutuhkan buku matematikamu?” aku berdecak kesal, sedang ia hanya tertawa kecil. Aku pun terpaksa menaiki mobilnya, sungguh aku merasa tidak enak bila harus menumpang.
“Kajja!!” sesampainya di rumah keluarga Park yang bagai istana itu, Kyungmi langsung menarik tanganku menuju kamarnya yang seluas 3 kamar berukuran sedang bila disatukan. Ck…
“siapa yang ulang tahun?” tanyaku.
“teman oppaku..” aku mulai menggunting kertas kadonya dengan rapih.
“ummm.. tidak salah aku berteman denganmu Hyerin-ah.. kau sungguh pintar, cantik juga baik.. ^^” aku mendelik kearahnya.
“jangan berdusta Park Kyungmi..”
“isssh ne.. kau memang dingin.. yah walaupun begitu dibalik sikap dinginmu kau adalah yeoja yang baik hati..” aku masih fokus pada kertas kadonya dan mulai membungkus kotak PSP?? Ck.. ia menjadikan PSP sebagai hadiahnya? Aigooo..
“kau memberinya PSP?” Kyungmi mengangguk senang.
“berapa umurnya?”
“ne?”
“umur teman oppamu itu..”
“oh dia seumuran dengan kita..”
“mwo? Dan kau memberikannya PSP?” tanyaku tidak percaya.
“ne.. wae?”
“isssh.. berilah hadiah yang berharga dan bermanfaat Park Kyungmi..” terlihat raut wajahnya berubah.
“aku memang tidak sepintar dirimu..”
“kau mau kita membeli hadiah lain?”
“benarkah? Kau mau menemaniku?” aku tersenyum lalu mengangguk.
“oh gomawo Hyerin-ah!!”
“isssh!! Lepaskan Park Kyungmi!” ia melepaskan pelukannya.
“kajja!! Sebelum hari mulai sore!”
Kami pun mengunjungi berbagai toko baju, yup.. lebih baik member baju dari pada PSP yang membuat otak tidak berjalan.
“Hyerin-ah.. kau pilihkan ne?” aku terkejut.
“mengapa aku? Kau saja..” sahutku dingin.
“isssh… jebal..”
“ck, arra..” aku mulai memilih baju,sweater juga bagian celana panjang untuk namja.
“berapa ukurannya?”
“L untuk namja.”
“bagaimana dengan yang ini?” aku mengambil sebuah sweater berwarna biru laut.
“woaaah!! Daebakk! Seleramu bagus Hyeri-ah.. ><”
“sudah? Hanya sweater saja?”
“bagaimana bila dengan topi?” aku memutar bola mataku lalu menangkap sebuah topi berwarna abu-abu di sampingku.
“abu-abu? Apa masuk?” tanyanya.
“bisa saja ia memakainya dengan pakaian lain..”
“ooh.. ya sudah kajja!!!”
“kita langsung membungkusnya disini saja..” sahutku.
“ne? andwae!! Kau yang membungkus.. ^^”
“neo jinca!” kami pun kembali ke rumah Kyungmi, dan mulai membungkus hadiahnya. Sebelumnya kami membeli kembali kertas kadonya karena Kyungmi menginginkan aku yang memilihkannya. Ck.. dasar..
“kau memilih kertas kado berwarna Biru? Mengapa biru?” tanya Kyungmi ketika aku hampir selesai membungkus hadiahnya.
“karena warna biru itu menenangkan, jangan salahkan aku bila teman oppamu itu tidak menyukai warnanya.” Aku mendelik kearah Kyungmi.
“gwenchana.. pilihanmu tepat.. ^^” 10 menit kemudian, aku telah menyelesaikannya seorang diri. Ingat hanya ‘Seorang diri’ sedangkan anak itu hanya diam seraya mengemut permennya..ckck..
“woaaah!!! Hiasannya indah!! Gomawoo ^^ umm.. Hyerin-ah.. kau menginap saja disini ne?” aku membelalakan mataku.
“mwo!? Jam 10?!” aku terkejut, isssh.. ternyata anak ini sengaja..
“biarlah.. besok kan minggu.. ne? ne?”
“ani.. aku pulang sekarang..”
“andwae!!! Aku tidak akan memberikan bukumu kalau begitu!” aku menatap garang kearahnya yang tengah memasang senyuman manisnya.
“issssh.. eomma ku tidak tahu bahwa aku akan menginap di rumahmu!” sahutku sedikit menyentak, ia terlihat sedikit terkejut.
“kau..bisa menelpon eommamu kalau begitu Hyerin-ah..” aku tak punya ponsel.. masalahnya itu! sedangkan memang aku punya dan hapal nomor ponsel eomma..
“pakai ponselku!” seakan tahu pikiranku, Kyungmi menyerahkan ponselnya.
“ketikan…” suruhku, Kyungmi tertawa kecil.
“aku akan mengajarkanmu mengoperasikan ponsel bila nanti kau punya ponsel.. ^^”
“kau meledekku?” tanyaku dingin.
“ne.. ne.. arraseo.. berapa nomornya?”
“+820xxxxxxxxxxx…”
‘yeoboseyo..’
“eomma…”
‘oh Hyerin-ah… kau ada dimana? Eomma khawatir sekali..’
aku senang juga merasa bersalah mendengar suara eomma yang terdengar lesu.
“mianhae.. malam ini aku akan menginap di rumah Kyungmi, eomma gwenchana”
‘oh geurae? Tidak apa.. asal kau baik-baik saja.. hati-hati ne?’
“ne, tidur nyenyak eomma.. anyyeong..”
‘bip..’
“woaaah… eommamu sangat khawatir.. kkk.. gomawo Hyerin eomma, karena sudah mengijinkan Hyerin menginap.. hehe..” aku menjitak kepala Kyungmi pelan.
“Ya! Tidak sopan sekali..ck..” aku mehrong kearahnya.
‘drrrtt…drrrttt…’
“annyeong.. Kyungmi disini, ada apa oppa?”
‘kau ada dirumah bukan?’
“ne..wae?”
‘aku dan Taemin akan kesana..’
“mwo?! Oppa.. untuk apa kemari? Sudah malam begini?!”
‘isssh, jebal Kyungmi-ah.. ada suatu masalah disini.. ne?’
“oh arraseo kalau begitu..”
‘bip..’
“isssh dasar! Hyerin-ah! Kita harus menyembunyikan hadiah ini!” aku menaikkan sebelah alisku.
“wae?”
“karena oppaku datang!”
“lalu?”
“isssh… teman oppaku juga akan kemari!”
“mwo?! Yang akan ulang tahun besok itu?!” aku terbelalak.
“ne! oppa pasti akan sembarang masuk ke kamarku!”
“isssh lalu kau akan menyembunyikan nya dimana?!”
“di tasmu! Tasmu lumayan besar bukan?” aku berdecak.
“arraseo.. masukan saja..”
“isssh bantu aku!”
“ck… kau ini..”
‘Tin Tiiiiin…’ (*gak mirip banget suara klaksonnya=_=)
“aigoo… itu oppamu??” tanyaku, Kyungmi mengangguk.
“ada siapa saja dirumah ini?”
“kau,aku juga pelayan Han.”
“pelayan-pelayan lainnya?”
“sudah pulang sejak pukul 9.. mereka akan kemari besok pukul 8..”
“oh..”
“Hyerin-ah! Kau bisa membuat ucapan ulang tahun bukan?”
“kau akan menyuruhku lagi?”
“hehe.. jebal.. ne? ^^”
“ck.. mana kertasnya?”
“tulisanmu bagus.. juga kata-katamu pasti akan enak dibaca.. ^^ ini kertasnya.. aku akan keluar dulu..” Kyungmi pun keluar lalu menutup pintu kamarnya meninggalkanku sendiri di kamarnya. Aku menuliskan beberapa kata di kertas yang hanya berukuran 15x15 senti itu.
‘cklek…’
“Kyungmi-ah sudah jadi…” aku terdiam, namja itu!!
“nugu?” namja tinggi itu!
“oh.. neo.. Hyerim?” namja itu menatapku tidak percaya.
“oppa! Kau tidak sopan sekali masuk ke kamarku tanpa mengetuk pintu!” Kyungmi masuk langsung mengomeli namja tinggi itu, ooh.. jadi itu oppanya Kyungmi…
“Kyungmi-ah.. siapa yeoja ini? Neo chingu?”
“ne.. sudahlah oppa!” Kyungmi mendorong-dorong tubuh namja tinggi itu.
“issh… chakkamanyo! Kyungmi-ah.. kau tahu Hyerim? Kim Hyerim?” Kyungmi menggeleng.
“cepatlah keluar oppa! Taemin menunggumu diluar!”
“ck.. arraseo..” akhirnya namja tinggi itu pun pergi..
“mianhae Hyerin-ah..”
“ummm…”
“oh… kau tahu oppaku?”
“aku pernah bertemu sekali dengannya..”
“umm.. dia memanggilmu Hyerim?” aku mengangguk, Kyungmi menghela nafas panjang.
“wae?”
“aniya… ^^ kau lapar bukan? Kajja kita makan!” aku dan Kyungmi masih diam di tempat, isssh… dia bilang dia akan makan bukan?!
“Ya Kyungmi-ah.. mengapa hanya diam?” tanyaku, ia seperti mengetikkan sesuatu di ponselnya.
“isssh mengapa tidak terkirim!”
“ya… apa yang kau lakukan?” tanyaku penasaran.
“aku memesan makanan.. karena malam-malam pelayan yang memasak sudah tidak ada Hyerin-ah..”
“ck.. dimana dapurmu?”
“ne?”
“aku tanya dimana dapurmu?”
“aigooo.. kau mau masak?!”
“ne.. antar aku ke dapurmu, tidak mungkin kau kehabisan bahan makanan bukan?”
“kajja!!” aku menggelengkan kepalaku.
“mengapa kita harus sembunyi-sembunyi?” tanyaku ketika Kyungmi mengajakku berjalan sambil berjongkok menuju dapur.
“oppaku menyebalkan.. hehe.. supaya tidak ketahuan..” kami pun sampai di dapurnya, dapurnya sungguh luas dan bersih.. semua peralatan lengkap disana.. juga bahan makanan yang penuh… aku pun mulai memasak sesuatu.
“woaaah.. kau hebat!!” sahut Kyungmi ketika melihatku masak. Sekitar 15 menit fried rice ku pun jadi.. ^^
“mashitta!!”
“kau belum memakannya pabo..”
“tapi dari harumnya pun aku tahu ini enak… ^^”
“ige..  fried rice? Siapa yang buat?” aku maupun Kyungmi terlonjak kaget.
“isssh oppa mengagetkan saja!”
“buat oppa?” tanya namja itu.
“ne? isssh… enak saja!!” Kyungmi mengambil 2 piring yang penuh dengan nasi goreng buatanku.
“hyung..” kami bertiga menoleh, mendapati sosok namja yang berdiri tidak jauh dari kami. Oh.. namja yang waktu itu?
“Taemin-ah.. lihat Kyungmi, dia bisa masak! Sungguh aku tak percaya..” namja tinggi itu mendekat kearah kami, aku bisa merasakan tatapan tidak suka dari arah namja yang berdiri tidak jauh dari kami itu.
“issh!! Hyerin yang buat! Kajja Hyerin-ah!”
“Hyerin? Aah.. geurae.. Kyungmi-ah chakkaman, kau pasti tau Hyerim bukan?” Kyungmi terdiam, sedangkan aku menaikkan sebelah alisku.
“tidak ada urusannya dengan yeoja itu!”
“kau bukan Hyerim?” kini namja yang sedari tadi menatapku itu mengeluarkan suara, aku mendengus.
“Taemin-ah.. dia temanku! Jangan samakan dengan tunanganmu itu!” aku sedikit terkejut dengan sentakan Kyungmi yang memang baru kulihat Kyungmi dengan wajah yang terlihat marah itu.
“kajja!” Kyungmi menarik tanganku kasar menuju kamarnya, nasiku!!
“Kyungmi-ah gwenchana?” tanyaku hati-hati, kulirik jam dinding di kamarnya. 10.45.
“ayo kita tidur..” ajakku, Kyungmi mengangguk, sungguh aku baru tahu Kyungmi yeoja manis itu bisa semenakutkan ini jika sedang marah.
“tidurlah di sampingku..” suruh Kyungmi ketika aku hendak merebahkan diriku di sofa yang berhadapan dengan TV di kamarnya.
“umm..” aku pun menaiki kasur empuk Kyungmi, sungguh.. sangat empuk! ><
“mianhae..” aku mengerutkan dahiku, kini kami tidur berhadapan.
“soal tadi.. nasimu tidak termakan..” aku tersenyum.
“gwenchana..^^” sahutku seraya tersenyum.
“Hyerin-ah… kau juga punya kalung itu?” aku mengerjapkan mataku, lalu tersenyum mengambil kalung berbentuk bintang putih yang melingkar di leherku.
“ne.. ^^ kau juga mempunyainya?” tanyaku heran dengan pertanyaannya tadi.
“ah..ani.. tidurlah.. kau mau mengantarku ke pesta itu besokkan?” aku medengus.
“bukankah aku hanya membantumu membungkuskan kadonya?”
“hehe.. ne..ne? jebal.. ^^”
“arraseo..” aku pun pura-pura menutupkan mataku.. fffuuuuh.. mengapa sudah jam segini namun aku tak kunjung mengantuk?
Aku merasakan kasur Kyungmi bergerak, aku sedikit membuka mataku dan kembali menutupnya ketika melihat Kyungmi bangkit dari kasur, ia menyelimutiku lalu keluar dari kamar. Apa yang ia lakukan?
“Mengapa kau membawa-bawanya kemari hah?!” aku sedikit tersentak, Kyungmi? Bukankah itu suara Kyungmi?
“Jangan pernah menyamakannya dengan yeoja itu arraseo!!”
“Ya.. Kyungmi-ah.. kami tidak menyangkut pautkan tentang saudara kembar Hyerim.. kami hanya bertanya..” apa yang mereka bicarakan? sebesar itukah suara Kyungmi sampai-sampai terdengar ke telingaku? Haaah..
“pergilah sebelum aku mengusir kalian.” mwo? Mengusir?
“issssh.. ya! Park Kyungmi! Bisakah kau lihat kondisi saat ini?! Kau ingin ada perang dingin besok pagi?!” aku menutup telingaku, isssh.. apa aku harus keluar?
‘cklek…’ akhirnya aku keluar dari kamar Kyungmi, berjalan perlahan. Benar saja.. sedang terjadi adu mulut antara Kyungmi juga namja tinggi itu, sedangkan namja yang satunya lagi? Dia hanya duduk terdiam. Aku mengintip mereka, mendengar apa yang mereka bicarakan.
“kau tak lihat kalung bintangnya?!” kalung bintang?
“itu hanya kebetulan saja..” Kyungmi terlihat seperti enggan membicarakannya.
“kita bisa tanyakan pada chingumu itu darimana ia mendapatkannya.”
“ani! Ada hak apa oppa bertanya urusan pribadinya?!” aku menghela nafas.. ada apa dengan mereka berdua? Lebih baik aku kembali ke kamar Kyungmi.
‘Duk!!’ omoo… aku memungut kembali sebuah batu hiasan yang tadi jatuh karena tersenggol olehku.
“Hyerin-ah..” aku menoleh, aku tertangkap? aku tersenyum kearah mereka.
“mianhae.. aku hendak ke kamar mandi tadi..” aku berjalan meninggalkan mereka.

TBC..
Tunggu next partnyaa yaaa.. ;) thanks for reading..

0 komentar:

Posting Komentar