Jumat, 31 Agustus 2012

Gomawo Part 2 (END)

GOMAWO
Cast       :
-          Lee Hye Sun
-          SHINee member
Genre   :
Friendship, Romance
Length  :
Twoshoot..
 Part terakhir nihhhh!! Yeyyyy... semoga suka endingnyaa.. let's read!


PART 2

( Hye Sun P.O.V )
Seminggu telah berlalu… aku berangkat ke kampus selalu bersama Minho, ya.. dia sangat perhatian.. dan mungkin aku sudah menyukainya saat ini.
“Hye Sun-ah.. waeyo?”
“umm?”
“kau terus melamun sepanjang perjalanan tadi..” aku tersenyum lemah, ada apa denganku? Membiarkan tunanganku sendiri sangat cemas terhadapku, sedangkan aku tengah memikirkan namja lain.
“Minho…” aku bisa merasakan ia menatapku, saat ini kami tengah berada di bangku panjang halaman belakang sekolah. Memang banyak pasang mata yang mengintip kami, namun aku tak menghiraukannya.
“aku…” aku tak sanggup meneruskan kalimatku, sungguh aku adalah tunangan  terkejam bila mengatakan bahwa aku tengah merindukan namja lain pada tunanganku sendiri.
“waeyo Hye Sun-ah..?” Minho membelai lembut rambut panjangku yang tergerai, ya… sejak bertunangan dengannya aku mulai menuruti saran juga pendapat Minho, ia menyuruhku untuk tidak terlalu sering mengikat rambutku.. ia bilang bahwa itu akan menyiksa rambutku sendiri, kkk… sungguh sangat aneh alasannya itu, namun aku tetap menurutinya..
“mianhae..” aku menundukan kepalaku, bisa kurasakan mataku memburam karena cairan bening yang mulai terkumpul di pelupuk mataku.
“kau tak pernah melakukan kesalahan padaku..wae? apa ada sesuatu yang tidak bisa kau katakan padaku?” ya.. aku tak bisa mengatakan kalau aku ingin bertemu Key, melepas kerinduanku dengannya.. Minho.. aku sungguh yeoja yang kejam..
“Minho.. a..aku.. merindukan Key..” entah apa reaksi yang diberikan Minho, tetapi tangannya masih tetap mengelus rambutku lembut tidak ada perubahan pada pergerakan tangannya.
“ne arraseo.. bagaimana kalau pulang nanti kita berkunjung ke rumahnya?” Aku terkejut, sungguh.. siapa yang tidak terkejut bila mendengar bahwa tunangannya sendiri tidak marah ketika mengetahui kita sebagai tunangannya merindukan namja lain? Aku mengangkat wajahku menoleh kesamping, ia duduk menyamping disisiku. Selalu… senyuman itu yang membuatku nyaman berada di sampingnya..
“jinca? Kau.. tidak marah?” tanyaku hati-hati, ia mengerutkan dahinya.
“untuk apa aku marah? Kau merindukan teman kecilmu bukan? Aku akan melakukan semua yang kau mau, karena aku tak ingin melihat kau terpuruk seperti ini Hye Sun-ah..” aku terdiam mencerna perkataannya, ya tuhan… aku mohon.. buat aku benar-benar mencintainya..
“Minho.. saranghae..” aku memeluknya erat, bisa kurasakan tubuhnya sedikit bergetar. Mungkin ia terkejut.. ya.. aku tak pernah mengatakan saranghae sekalipun padanya.. bahkan ia selalu merengek agar aku mengatakan kata kata itu.. kau sudah mendapatkannya Minho..
“nado..” Minho mengelus rambut panjangku. Hhh… apa aku tega bila harus meninggalkannya hanya karena aku belum mencintainya?
In front of Key’s house…
“apa benar ini rumah Key?” aku mengangguk, kemana Key? Aku terus mengetuk pintunya namun tidak ada yang menyahut. Sampai seorang ahjussi datang kearah kami.
“mianhae agassi, apakah agassi mencari pemilik rumah ini?”
“ne, apa mereka sedang tidak ada rumah?” tanyaku.
“mereka sudah pindah 1 minggu yang lalu..” aku membeku, apa maksudnya… pindah?
“apa ahjussi tahu mereka pindah kemana?” tanya Minho yang tahu responku.
“aku tidak tahu.. mereka tak mengabarkan apa pun tentang itu..oh, dan ini, seorang lelaki yang kurasa teman dari agassi, menitipkan ini..” aku menerima sebuah surat berwarna biru muda, aku mengambilnya.
“kamsahamnida ahjussi, kami pamit pulang..” Minho meraih tanganku lalu mengajakku kembali ke mobilnya.
“kau tidak akan membaca isinya sekarang?” aku menatap surat berwarna biru muda itu, perlahan aku membukanya lalu mulai membaca isinya.
For my lovely Hye Sun ( Yeoja teraneh yang pernah kukenal ) ^^
Mianhae.. aku tak memberitahumu tentang kepindahanku.. Hye Sun-ah.. aku masih memiliki 2 permintaan bukan??
Kuharap kau masih mengingat janjimu dulu.. aku rasa aku akan memakai permintaan keduaku di surat ini..
Hye Sun-ah.. berjanjilah padaku, jangan pernah melupakanku ne? kkk… aku harap Minho adalah orang pilihan tuhan untukmu.. ^^ berbahagialah..
Aah.. ketika kau membaca surat ini, aku sudah berada di LA.. ^^ karena perusahaan appa, mau tidak mau aku harus bersekolah disini untuk melanjutkan perusahaannya..
Kau.. jaga dirimu baik-baik, dan katakan pada Minho.. bahwa aku menitipkanmu padanya sampai kau sudah menjadi anaenya.. kkk.. ^^
Baiklah, mungkin cukup perbincangannya.. salam untuk Jinki hyung, keluargamu juga keluarga Minho.. aku akan sangat merindukan yeoja aneh sepertimu Hye Sun-ah..
 Tak terasa air mata jatuh menuruni kulit putihku.. aku tersenyum kecut.. wae? Ck.. apa aku menyukai namja sepertimu Kim Kibum?
“gwenchana?” aku menundukkan kepalaku, Minho menyandarkanku pada dada bidangnya sehingga aku leluasa menangis mengeluarkan semua perasaanku saat itu.

3 days after that…
“ne? untuk apa kita kesana Minho?” tanyaku terkejut.
“aku rasa kau bosan.. ^^ jadi aku mengajakmu kesana.” Aku berpikir sejenak, yaah.. tidak apalah.. sekalian mencari suasana baru..
“umm.. arraseo.. kapan kita akan berangkat?”
“liburan minggu ini..^^” aku mengangguk-angguk.
“ok..^^”
Hari rabu, aku dan Minho pun berangkat menuju bandara Incheon.
“hati-hati disana ne?” aku mengangguk lalu memeluk eomma, appa, Jinki oppa dan Minri eonni.
Ah Jinki oppa dan Minri eonni sudah bertunangan setelah kami bertunangan.. ^^ dan rencananya kami akan menggelar acara pernikahan bersama =_=
“ne annyeong eomma, appa..oppa eonni!” aku melambaikan tanganku seperti anak kecil, kami pun menaiki pesawat menuju LA.
“huwaaaa… sudah lama aku tak menaiki pesawat terbang..” sahutku lalu memandangi pemandangan yang sangat indah.
“oh ya, kita akan menginap dimana?” tanyaku.
“di hotel appa.. ^^” aku mengangguk-angguk.. daebakk.. keluarga Choi memang memiliki beberapa cabang perusahaan di beberapa negara seperti halnya keluarga Key.. ah.. aku mengingat anak itu lagi..sungguh aku sangat merindukannya.. ummm… chakkaman.. aku akan ke LA??? Mwo?! Bukankah Key pindah ke LA?? Aku menoleh kearah Minho.
“Minho.. apa maksudmu mengajakku ke LA?” Minho mengerutkan dahinya lalu tersenyum.
“mianhae, kau sudah menyadarinya rupanya..” fiuuuh… entah aku harus berkata apa.. namja disamping telah berbuat banyak demi aku? Ck..
“keadaanmu tidak berubah semenjak kau mengetahui Key pindah.. aku..” aku menggandeng lengan kanannya lalu menyandarkan kepalaku di bahunya.
“gomawo..” aku memejamkan mataku karena rasa kantuk yang tiba-tiba datang saat itu.
13:00..
“Hye Sun-ah…”
“mmm…” aku menggumam tidak jelas, seseorang menggoyangkan tubuhku pelan sehingga aku membuka mataku.
“Minho.. wae?” tanyaku, ia tersenyum kecil.
“kita sudah sampai..” aku mengerutkan dahiku, sampai?
“maksudmu?” Minho menarik tanganku bangun, aku pun sadar bahwa pesawat ini sudah sampai di tempat tujuan kami. Aku merenggangkan tanganku, menghirup dalam-dalam udara baru disini.
“selanjutnya kita kemana?”
“kita simpan saja dulu koper ini, setelah itu kau boleh mengunjungi tempat apa saja yang kau inginkan ^^” aku sungguh terharu, aku pun berlari kecil kearah Minho lalu memeluk lengan kirinya.
“gomawo.. jeongmal saranghae..”
“arraseo.. kajja^^” kami pun menaiki taksi menuju hotel milik appa Minho.
“oh tuan muda, silahkan.. kamar anda sudah disiapkan..” sahut salat satu pegawai disana, woaaah.. Minho menjadi seorang tuan muda???
“oh ne, kamsahamnida.. kajja Hye Sun-ah..” kami pun berjalan bergandengan menuju kamar kami. Banyak sekali mata yang melihat kearah kami, hhhh… sungguh membuatku malu..
“kita sampai!!” sahutku senang lalu menjatuhkan tubuhku di kasur yang sangat besar menurutku… haaahhh.. sungguh nyaman..
“Hye Sun-ah… kau tidak mengganti pakaianmu dulu?” aku bangun lalu duduk di pinggir kasur.
“ah ne..” aku pun berjalan menuju kamar mandi disana, tidak lupa membawa pakaian yang akan aku pakai.
“kajja Minho..” sahutku ketika melihatnya sudah siap dengan pakaian santainya, baju berlengan pendek V neck juga celana jeans hitam panjang. Ia pun memakai topi coklatnya juga kacamata hitam.. aigoo… ia sangat tampan.
“wae? Kajja…” sahutku, ketika melihat Minho tak berkedip menatapku.
“err.. Hye Sun-ah.. apa kau yakin akan memakai pakaian seperti itu?” aku mengerutkan dahiku, eomma yang memasukan baju-baju yang kubawa saat ini..=_= aku memakai kaos biru tak berlengan dengan celana jeans selutut.. entahlah.. aku pun merasa aneh memakainya.
“aah.. apa kau keberatan?? Umm.. aku akan menggantinya, ini semua eomma yang memasukan baju kedalam koperku..” Minho tertawa kecil.
“ani.. kau hanya perlu..” Minho mencari-cari sesuatu lalu kembali dengan membawa jaket tipis, ia memakaikannya padaku. Omooo… bagaimana ini, wajahku memanas..
“begini lebih baik.. aku tidak ingin melihatmu keluar dengan kaos terbuka seperti tadi..” aku tersenyum kecil, Minho… neomu saranghae..
Kami mengunjungi beberapa tempat hiburan dan terakhir Minho mengajakku ke sebuah restoran mewah, aku hanya bisa berdecak kagum menatap dekorasi penataan restoran tersebut yang sangat unik.
“Minho… apa tidak apa kita makan disini?” bisikku.
“ne.. waeyo? Apa kau tidak suka?” aku mengusap tengkukku.
“ani.. harga makanan disini sungguh mahal..” Minho tertawa kecil mendengar jawabanku, haaah.. tentu saja.. dia kan anak orang kaya, walaupun aku terlahir dari keluarga yang bisa dikatakan kaya, aku tidak pernah memboroskan uang jajanku dan pergi ke restoran mahal seperti saat ini =_=
“gwenchana, aku yang akan membayar ^^”
“isssh..kau ini..”
“can I help you,sir?” aku juga Minho menoleh kearah asal suara tadi, seorang pelayan tengah tersenyum kearah kami.
“oh.. I want..” Minho membaca daftar menu makanan yang sudah ada di tangannya.
“special menu for this day 2..” pelayan itu mengangguk.
“wait for a minute sir..” lalu pelayan itu pun pergi, Minho menatapku lalu tersenyum.
“daebakk..” gumamku.
“ne?”
“ani.. ^^”
“kkk… aah.. setelah ini, kau ingin kemana lagi?”
“ne? kau ini.. sudah sore, lebih baik kita pulang saja..” sahutku, Minho mengangguk. Aku mengambil ponsel di tas kecilku.
“issh.. Kim Kibum..neo eodiga?” gumamku ketika melihat poto Key yang menjadi wallpaper ponselku. Tak lama kemudian pesanan kami datang, aku sedikit terkejut karena makanan juga minuman yang Minho pesan tadi sungguh sangat banyak juga.. err… sangat menggiurkan. Tanpa buang waktu, aku langsung melahap makanan yang disebut menu special di restoran tersebut.

  ( Minho P.O.V )
Aku menatap Hye Sun yang tengah merogoh sesuatu dari dalam tas kecilnya, bibir mungilnya sedikit terangkat dan bisa kudengar jelas ia bergumam saat itu. Hahhh… sudah saatnya kau menyerah Minho.. Hye Sun memang berada di sisiku, namun pikirannya tidak sedang bersamaku saat ini..
Pesanan kami pun datang, bisa kulihat ekspresi terkejut Hye Sun, namun sedetik setelah itu ia langsung melahap makanannya. Hye Sun-ah.. neomu kyeopta..^^
“Minho.. kapan kau akan menghabiskan makananmu?” aku mengerjapkan mataku, isssh.. sungguh memalukan, aku tersenyum kearahnya lalu mulai memakan makananku.
“err..Minho…” aku mendongak menatap Hye Sun yang tengah memainkan jarinya.
“apa kau.. masih menyukaiku?” aku mengambil tisu di samping piringku, lalu kucondongkan sedikit badanku kearah Hye Sun dan mengelap bumbu makanan yang menempel di sudut bibirnya. Setelah itu aku kembali ke posisi semula, aku tersenyum melihat rona merah di pipinya. Yeppeo..
“tidak…” Hye Sun menatapku, aku tersenyum.
“aku tidak menyukaimu Hye Sun-ah..”
“a…jin..ca?”
“aku mencintaimu,menyayangimu.. selalu ada perasaan dan dorongan dari diriku untuk selalu menjagamu.. apa itu bisa disebut perasaan suka?” kini aku balas menatapnya yang terdiam.
“perasaanmu terlalu tinggi..” bisiknya namun aku bisa mendengarnya dengan jelas.
“habiskan makananmu, hari sudah sangat sore..” ucapku memecah kesunyian diantara kami, Hye Sun pun meneguk minumannya.
Kami pun keluar dari restoran tersebut, Hye Sun berjalan duluan di depanku. Aku memasukkan tanganku pada saku celanaku.
“terimakasih untuk hari ini Choi Minho..” sahutnya, jalanan tidak terlalu ramai seperti tadi siang sehingga aku bisa mendengar jelas sahutan Hye Sun.
“….” Entah apa yang harus kukatakan, keheningan pun berjalan beriringan dengan waktu yang kami tempuh menuju hotel.
“Tidurlah..” Hye Sun menoleh, ia mengerutkan dahinya.
“mengapa kau tak mengganti bajumu?”
“aku akan keluar sebentar ^^ tidurlah yang nyenyak..” aku berjalan kearah Hye Sun, lalu tanganku terulur mengacak rambutnya pelan.
Aku pun berbalik berjalan menuju suatu tempat yang memang sudah kurencanakan matang-matang.
“tok…tok…tok..” pintu terbuka, seorang namja yang tidak lebih tinggi dariku menatapku sedikit terkejut.
“annyeong Kim Kibum-ssi..” sahutku menyapanya, ia tersenyum lalu membukakan pintu menyuruhku masuk.
“bagaimana kabarmu?” tanyaku memecahkan keheningan yang ada.
“oppa nugu?” aku sedikit terkejut dengan kehadiran seorang yeoja manis dari dapur apartemen Kibum.
“aah.. Minho, kenalkan dia adikku.. Kim Ahra..” aku tersenyum kearah yeoja berambut ikal itu.
“annyeong Ahra-ssi..^^”
“oh annyeong Minho oppa, aku akan menyiapkan minuman..” ia pun berlari kecil kembali kearah dapur tempat ia muncul tadi.
“jadi, ada urusan apa kau kemari?” tanya Kibum langsung pada topic pembicaraan, aku menghela nafas panjang.
“temui Hye Sun..” aku bisa melihat raut wajah Key berubah seketika.
“ne? apa kau tak bercanda? Kau menyuruhku kembali ke Seoul secara tidak langsung..” aku menggeleng.
“ani.. Hye Sun ada disini bersamaku..” kali ini Key terlihat sangat terkejut.
“ne? ck… Minho-ssi, kau tunangannya bukan? Apa kau tak sadar dengan perkataanmu tadi? Menyuruhku bertemu dengan tunanganmu sendiri?” aku tersenyum.
“dia merindukanmu, aku tak ingin ia terus melamun karena memikirkanmu Kibum.. temuilah dia besok..” aku menyerahkan alamat hotel tempat ku juga Hye Sun menginap.
“kutunggu, pukul 9 pagi mungkin bukan jam sibuk untukmu.” aku beranjak dari dudukku, lalu pergi meninggalkan apartemen Kibum.
Aku berjalan mendekat kearah Hye Sun yang sudah tertidur.
“mungkin aku akan menyerah akan dirimu Hye Sun-ah..” aku mengecup puncak kepala yeoja yang sangat kusayangi itu, lalu aku tidur di sofa tidak jauh dari kasur tempat Hye Sun tidur.
“Minho… ireona…Minho…” aku merasakan sebuah tangan menggoyang-goyangkan tubuhku pelan, aku membuka mataku melihat Hye Sun yang sudah rapih dengan pakaiannya duduk di sampingku.
“morning Hye Sun-ah..^^” ia tersenyum.
“mengapa tidur disini? kau tidak sadar bahwa kasur itu sungguh sangat luas?” aku terkekeh.
“aku akan lebih nyaman tidur di sofa Hye Sun-ah..”
“arraseo, aku sudah buatkan sesuatu untukmu ^^” benarkah? Hye Sun tersenyum manis kearahku lalu menarik lenganku untuk mengikutinya.
“tarraaa...” aku tersenyum.
“sandwich? Kkk… gomawo..” aku mengambil piring yang terdapat sandwich buatannya itu lalu melahapnya.
“jika kau masih lapar,  aku akan membuatkannya lagi ^^ ah.. igeo..” Hye Sun memberiku segelas susu setelah aku selesai menghabiskan sandwich buatannya.
“mashitta… ^^”
“aku bingung harus memasak apa untukmu..” aku mengacak rambutnya pelan.
“ini sudah lebih dari cukup.. gomawo Hye Sun-ah..^^”
“isssh.. jangan mengacak rambutku! Kau merusaknya..” ia mengembungkan pipinya seraya merapihkan rambut panjangnya.
“Minho.. kau belum mandi? Isssh… mandilah!!” Hye Sun mendorongku ke kamar mandi.
“ne arraseo, kau yang menyuruhku makan duluan Hye Sun-ah..” ia mehrong kearahku.
“mandi yang bersih ne oppa?” aku sedikit terkejut, Hye Sun langsung berlari menjauh.
“oppa?” tanyaku dalam hati. Aku pun membersihkan badanku, tidak memakan waktu banyak aku pun keluar dari kamar mandi lalu memakai pakaianku.
“ah.. kau sudah selesai? Kajja!” Hye Sun menarik tanganku keluar dari kamar kami.
“Hye Sun-ah..” tiba-tiba Hye Sun berhenti melangkah, genggaman tangannya yang menggenggam tanganku terlepas. Aku menatap lurus ke depan, aku tersenyum kecut.
“Kibum? Kim Kibum?” bisik Hye Sun, Kibum yang berdiri tidak jauh dari kami tersenyum kearah Hye Sun. Kibum tidak sendiri.. ia bersama Ahra. Hye Sun berlari kearah Kibum lalu memeluknya erat, aku terdiam, ini sudah waktunya aku melepasmu Lee Hye Sun..
Kibum terlihat terkejut, begitu pula Ahra. Kibum menatapku seakan meminta ijinku. Aku tersenyum lalu mengangguk. Tak lama tangan Kibum melingkar di punggung Hye Sun.
Aku berbalik, meninggalkan mereka namun aku merasakan seseorang mengikutiku dari belakang. Aku berjalan keluar dari hotel.
“Minho oppa..” aku menoleh, Ahra mengikutiku.
“gwenchana?” tanyanya, aku tersenyum.
“ne gwenchana.. kenapa kau mengikutiku?”
“eonni tadi.. yeojachingu oppa ne?” aku tersenyum lagi kearah Ahra, kami memilih untuk mengobrol di bangku panjang yang tidak jauh dari hotel.
“dia tunanganku..”
“ne? bagaimana mungkin eonni tadi memeluk Key oppa? Apa oppa tidak cemburu? Mengapa meninggalakan mereka begitu saja?” Ahra terlihat masih kecil namun ia sudah dapat mengerti betul apa yang aku rasakan.
“berapa umurmu?” tanyaku mengalihkan topik pembicaraan, ia sedikit mendengus sebal.
“16..”
“sebelum aku datang, aku rasa pernah terjalin suatu hubungan special antara mereka..”
“ne? hubungan? Aigoo… Key oppa sudah memiliki tunangan juga…” aku menoleh kearah Ahra.
“sejak kapan?” tanyaku bingung.
“sejak ia masih bayi, eomma dan appa sudah menjodohkan Key oppa dengan seorang yeoja dari negara ini..”
“yeoja dari LA?” tanyaku, Ahra mengangguk.
“aku sedikit mengetahui tentang persahabatan Key oppa dengan eonni tadi..” lalu.. apa yang akan kulakukan saat ini?
“oppa… oppa mencintainya?” aku terkejut, bola mata Ahra seakan menerorku.
“perasaanku tak akan pernah terbalaskan..” Ahra menyikutku, sehingga aku sedikit meringis.
“mianhae oppa, tapi mendengar perkataanmu aku merasa kau sangatlah bodoh..” aku menaikkan sebelah alisku.
“kalau saja aku menjadi eonni tadi, mungkin aku akan membalas perasaan oppa..” aku tertawa kecil.
“percayalah oppa.. jika dia jodohmu, pada akhirnya dia akan kembali padamu ^^” aku tersenyum, perkataan Ahra sedikit menghiburku.
“gomawo Ahra-ah..^^” aku mengacak rambutnya pelan.
( Hye Sun P.O.V )
“Key… neomu bogoshippeo..” Key membalas pelukanku, ia mengelus kepalaku.
“nado.. ck.. kau telah berubah rupanya..” aku melepas pelukanku lalu menatapnya.
“ne?”
“Hye Sun-ah.. neomu yeppeo.. ^^” sungguh, perasaan apa ini? Perasaan yang silih berkecamuk di dalam dadaku.
“mengapa kau tak mengabariku soal kepindahanmu huh?” sahutku memukul lengannya, ia pura-pura meringis kesakitan.
“aniya… aku tahu kau akan menjadi penghambatku nanti..” aku menatapnya sinis.
“penghambat? Isssh.. neo jinca!!” aku memukuli badannya.
“aigooo.. ya… Hye Sun-ah..” Key menangkap tanganku lalu menatapku.
“bagaimana dengan Minho?” aku menundukkan kepalaku, Minho? Mengapa aku tak mengingatnya?
“Ya.. ikut aku..” Key menarik tanganku menuju suatu tempat..
“igeo..” aku mengambil jus yang Key beli tadi.
“Hye Sun-ah.. apa kau memiliki perasaan terhadapku?” aku terdiam, perasaan? Tentu! Aku hampir mati ketika tahu ia menghilang begitu saja… pabo Key..
“pabo..” gumamku.
“Hye Sun-ah.. mianhae..” jantungku berdetak cepat, entah sejak kapan aku merasakan nafasku tersenggal.
“aku pun sama denganmu, aku sudah di jodohkan..” aku menghela nafas panjang, dijodohkan?
“sebelum aku mengenalmu..” aku tersenyum.. jinca? Aku merasakan mataku memanas.
“saranghae..” entahlah… aku merasa harus mengatakannya pada namja di sampingku ini. Berbeda dengan perasaanku ketika mengatakan kalimat itu kepada Minho, saat ini aku merasa sesak.
“nado.. ^^ Ya… Hye Sun-ah.. kau tahu Minho sangat mencintaimu?” ne.. aku tahu.. aku merasa sangat bersalah padanya..air mata menetes membasahi rok yang kupakai, aku menunduk menyembunyikan wajahku.
“permintaanku.. tinggal satu lagi bukan?”
“Hye Sun-ah… semuanya terjadi tanpa sepengetahuan kita.. jangan pernah kau menyesali takdirmu..” aku yakin wajahku sudah basah dengan cairan bening yang keluar dari mataku.
“Minho… ia sungguh tulus mencintaimu.. tidak ada salahnya kau mencoba membalas perasaannya bukan? Karena dia adalah takdirmu Hye Sun-ah..” aku menoleh kearah Key yang sedikit terkejut dengan keadaanku yang mungkin terlihat sangat berantakan.
“neo.. jinca..” aku memukul badannya, Key menarikku lalu memelukku.
“aku tidak bisa mencintaimu Hye Sun-ah..” tangisku semakin pecah, benarkah Key? Mengapa kau tak mencoba mencintaiku?!
“keluarkan semua kekesalanmu.. mianhae..jeongmal mianhe..” Key mengelus rambut panjangku.
“permintaan terakhirku…” aku mencoba mengatur nafasku yang berantakan.
“cintai takdirmu… hiduplah dengannya.. Lee Hye Sun..” aku memejamkan mataku, semuanya hilang..

7 years later….
“eomma.. ini appa?” aku mengangguk kearah malaikat kecilku.
“ne…dia terlihat jelek ne?” tanyaku pada Choi Minki, malaikat kecilku.
“Ya… siapa yang kau katakan jelek hum??” sebuah tangan melingkar di leherku.
“appa! Eomma mengatakan appa jelek..” aku terkekeh.
“aigoo.. lepaskan tanganmu Minho..” sahutku berusaha melepas kedua tangan Minho di leherku.
“andwae…” Minho menyelipkan kepalanya di leherku.
“Ya! Aaaa! Choi Minho!” teriakku, sedangkan Minho hanya terkekeh geli.
“isssh… appa kau nakal sekali..” celetuk Minki.
“mwo? Isssh..kemari kau!” Minki turun dari pangkuanku lalu berlari dari kejaran Minho. Mereka pun jadi seperti anak kecil, ani maksudku Minho.. karena Minki memang masih kecil.. ia baru berumur 5 tahun, mata bulatnya, rambut hitamnya memang sangat persis dengan appanya.
“Ya.. yeobo..wae?” aku berjengit ketika mendengar Minho memanggilku dengan sebutan ‘yeobo’, aku melempar bantal sofa kearahnya.
“awww.. eomma..” ringis Minki yang berada di gendongan Minho, aigoo.. aku baru sadar Minho menggendong Minki saat ini. Aku bangun berjalan kearah mereka, aku mengelus kepala Minki.
“mianhae.. eomma bermaksud melempar bantal tadi pada appamu, namun sepertinya meleset ^^”
“ck…” aku mendelik kearah Minho yang terlihat kesal.
*CHU
Aku terkejut ketika mendapati Minho mencium pipiku.
“hukuman bagi istri yang kejam pada suaminya..^^” aku menatapnya sinis.
“ck.. appa.. kau benar-benar tidak malu mencium eomma dihadapan anakmu sendiri?” aku sedikit terbelalak mendengar kalimat yang Minki katakan, jinca?? Aku pun terbahak melihat ekspresi Minho yang detik kemudian mencubit Minki pelan.
“isssh.. berhentilah tertawa..” aku tertawa sambil memeluk bantal sofa.
“ting tong…” tawaku terhenti ketika menyadari seseorang memencet bel.
“bukakan pintu..^^” sahutku pada Minho.
“ck..” Minho pun berjalan menuju pintu sambil menggendong Minki.
“ahjussi!!” teriak Minki, membuatku penasaran. Aku pun berjalan menuju ruangan depan.
“Key!!” aku memeluk Key dengan erat, menghiraukan keberadaan Minho, Minki juga seorang yeoja yang berada di samping Key. Mwo?! Yeoja?! Aku segera melepas pelukanku.
“eomma… appa cemburu..kkk..” celetuk Minki, aku tersenyum cengengesan.
“annyeong.. ^^”
“annyeong eonni.. ^^” aku tersenyum.
“masuklah..”
“ahjussi… kau bawa PSP?” aku mendelik.
“Ya.. Minki-ah.. kau ini tidak sopan.. seperti appamu saja..” Minho membulatkan matanya, namun ia kembali tersenyum membuatku bergidik ngeri. Aku duduk bersebrangan dengan Key juga istrinya.
“bagaimana kabar kalian? Aah.. kapan kalian pulang?” tanyaku.
“kami berencana membangun rumah di Seoul ^^”
“woaaa… jinca? Baguslah.. ^^”
“aah.. aku ingin melihat-lihat rumahmu ne? ^^ kajja Seulmi-ah.. chakkaman, dimana Ahra?” aku mengerutkan dahiku. Ahra? Dia ikut juga?
“aah.. oppa! Neo jinca!” sebuah teriakan dari luar membuat kami terkejut, namun sedetik kemudian kami tertawa melihat seorang yeoja manis masuk dengan membawa banyak bungkusan di tangannya.
“aah.. Minki!” Ahra melempar bungkusan-bungkusan yang ia bawa sembarangan lalu berlari kecil kearah Minki.
“uaaah.. neomu kyeoptaa..^^ kajja.. main sama noona.. ^^”
“bukankah lebih pas Minki memanggilmu ahjumma?” tanya Key.
“Ya oppa! Aku tak setua dirimu!” Ahra pun mengajak ngobrol Minki, sedangkan Key mengajak Seulmi melihat-lihat rumah, aku berjalan ke dapur menyiapkan makanan juga minuman. Tiba-tiba aku merasakan sepasang tangan melingkar di pinggangku.
“kau buat apa?” Minho menumpukkan dagunya di bahuku.
“buat racun untukmu..” Minho mendengus membuatku sedikit geli.
“Ya.. bisakah kau menjauh? Aku tak bisa masak jika kau seperti ini Minho..”
“andwae..” Minho membalikkan tubuhku.
“bagaikan mimpi… kau, Lee Hye Sun kini adalah istriku..” aku menatapnya lalu memutar bola mataku.
“ya ya… sudah selesai mengocehnya Tuan Choi? Aku harus masak..” Minho tersenyum kearahku.
“Ya.. apa yang kau lakukan?” aku sedikit risih ketika Minho mendekatkan wajahnya kearahku.
“ehemm…” aku langsung membalikkan tubuhku, sedangkan Minho.. aku bisa mendengarnya berdecak kesal. Entahlah, aku tersenyum kecil mendengarnya.
“mian aku menganggu.. ^^ Hye Sun-ah.. mungkin kami akan menginap disini? tidak apa?” aku langsung membalikkan kembali tubuhku.
“oh jinca? Tentu saja! Aigoo.. kau bisa memakai kamar tamu Key-ah.. ^^” Key mengangguk lalu menoleh kearah Minho yang hanya diam saja.
“baiklah baiklah.. lanjutkan yang tadi..^^” mukaku memanas mendengar perkataan Key.
“Ya.. neo.. >///<” Key pergi dengan tawanya yang membahana ke seluruh dunia *plakk.. aku kembali menyambung kegiatan masakku.
“isssh… kapan kau tidak sibuk?” aku mendelik ke sampingku.
“entah..” jawabku sengaja membuatnya jengkel.
“ayolah.. kau tidak ingin melanjutkan yang tadi?” aku menatapnya tajam.
“Ya!” aku mengacungkan pisau yang sedang kupakai untuk mengiris bawang kearah Minho, sehingga ia menjauh.
“kkk…^^ kau lucu jika sedang marah..”
“isssh… temanilah Key dan Seulmi..” suruhku.
“ani… itu akan menganggu.. ^^”
“kalau begitu temani Minki bermain..” sahutku kesal.
“dia bersama Ahra.. ^^” aku diam, tidak menyahut.
“baiklah.. aku mengalah..^^ tapi tidak salah bila kita memberi Minki adik?” ketika aku berbalik bersiap melempar pisau ditanganku Minho sudah pergi dengan tawanya yang sangat aneh itu.. ck…
Beginilah sikapnya… dengan cara seperti itu Minho mampu membuatku sangat menyukai..ani.. mencintainya.. ^^ saranghae..dan gomawo Choi Minho ^^ nae nampyeon..

FIN
Aaaaaa!!! Lihat! Udah tamattt… XD legaaaaaa! Gimana-gimana?? Huaaa… pasti jelek.. hiks.. di tunggu deh komen kalian, biar author  bisa intropeksi dan lebih baik dalam membuat fanfic lainnya.. ^^ gomawo for reading!!! 

0 komentar:

Posting Komentar